“BALA” dan LABA Corona bagi Industri (bagian 2)

Berbagai skala dan jenis industri tertekan akibat Covid-19

– POTENSI RESESI dan TEKANAN pada INDUSTRI AKIBAT PANDEMI COVID-19 –

NADINARASI.COM – DAMPAK pandemi Covid-19 di Indonesia dalam dua bulan pertama sejak terdeteksi pada awal Maret 2020, telah menimbulkan tekanan psikogis masyarakat yang amat berat akibat kepanikan, ketakutan, dan kekhawatiran mendalam. Sebagaimana diuraikan pada bagian pertama dalam artikel yang sama, masyarakat dilanda kepanikan dan kekhawatiran berat yang berat, sehingga kondisi tersebut terus menerus menguras perhatian dan pikiran masyarakat dengan berbagai latar belakang.

Bacaan Lainnya

Apalagi melihat fakta laju penambahan korban terjangkit yang  begitu masif di Indonesia. Dalam dua bulan pertama (s.d awal Mei 2020), korban terjangkit telah mencapai lebih dari 11 ribu orang positif terinfeksi. Tak ayal, beragam spekulasi dan asumsi liar memenuhi benak masyarakat yang mencemaskan  keganasan virus menular berbahaya yang belum ada vaksinnya itu. Kerugian  non-material lainnya tidak hanya berupa penderitaan fisik, tapi juga berupa rusaknya tatanan dan tradisi sosial, kependidikan, keagamaan, hingga kebudayaan dalam upaya memutus matarantai penularannya, yang menimbulkan penderitaan ganda –lahir dan batin— , yang mendera  bersamaan.

Potensi Resesi

Dampaknya terhadap perekonomian pun tidak kalah runyamnya. Berbagai kegiatan  ekonomi dalam berbagai skala dan sektor usaha menurun drastis akibat berbagai pembatasan gerak masyarakat untuk memutus matarantai penularan Covid-19. Pendapatan masyarakat merosot, kegiatan berbagai industri melemah, dan pemutusan hubungan kerja (PHK) marak di berbagai jenis industri, serta ancaman kebangkrutan menghantui banyak perusahaan baik yang  bergerak di bidang jasa maupun manufaktur. Tidak hanya di Indonesia, hampir di seluruh belahan dunia mengalami kondisi serupa.

Covid-19 berpotensi besar memicu resesi ekonomi global

Oleh karena itu, ekonomi global berpotensi besar mengalami kontraksi pertumbuhan atau resesi, terutama karena kelesuan kegiatan ekonomi dan terganggunya perdagangan dunia. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi global tahun 2020 ini diperkirakan akan negatif, jauh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang sekitar 3 persen. Akibat Covid-19, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2020 ini akan negatif,  JP Morgan juga memproyeksikan pertumbuhan negatif menjadi -1,1 persen, dan bahkan The Economist Intelligence Unit memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan minus hingga -2,2 persen.

Tak terkecuali Indonesia, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 ini juga akan merosot tajam. Jika dalam Asumsi APBN 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 ini diperkirakan mencapai 5,3 persen,   maka direvisi menjadi hanya 2,3 persen untuk skenario berat, dan bahkan bisa minus hingga menjadi -0,4 persen untuk skenario sangat berat.

Upaya Pemerintah

Untuk mencegah keparahan serta krisis ekonomi dan keuangan, pemerintah telah menambah Belanja dan Pembiayaan APBN 2020 guna menangani Dampak Covid-19 yang totalnya mencapai 405,1 triliun rupiah. Rincian peruntukannya dapat disimak pada tabel di bawah ini.

Pos terkait