MESKIPUN Mei 2020 merupakan bulan yang di dalamnya terdapat momentum hari besar atau hari raya Idul Fitri yang biasanya mengalami penguatan inflasi akibat meningkatnya perminntaan barang kebutuhan pokok, maka kali ini justeru mengalami kenyataan yang sebaliknya. Yaitu inflasi lebih rendah dari bulan-bulan sebelumnya. Inflasi pada bulan Mei hanya 0,07 persen, terendah dalam lima bulan pertama tahun 2020 ini (April 0,08 persen, Maret 0,10 persen, Februari 0,28 persen), dan Januari 0,39 persen).
Dampak dari Pandemi Covid-19 telah menggoyahkan aktivitas ekonomi, sehingga secara drastis melemahkan permintaan barang dan jasa sehingga tidak berdampak pada peningkatan harga secara signifikan.
Inflasi terutama terjadi pada naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,09 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,10 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen; kelompok transportasi sebesar 0,87 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,06 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,08 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,12 persen. Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,32 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan, yaitu kelompok pendidikan.
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Mei) 2020 sebesar 0,90 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2020 terhadap Mei 2019) sebesar 2,19 persen.