Ekspor-Impor Tertekan, Indonesia Makin Mendekati Resesi Ekonomi

NADINARASI.COM – DATA ekspor dan impor Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, memperlihatkan kondisi yang dapat menekan kondisi Indonesia makin mendekati resesi ekonomi. Kendati masih mencatat surplus perdagangan, hal tersebut cenderung banyak dilatarbelakangi oleh penurunan nilai impor.

Data terbaru menunjukkan impor Indonesia pada bulan Juli secara tahunan atau year on year (Y o Y) anjlok tajam hingga -32,55 persen, menjadi US$ 10,47 miliar.  Padahal pada Juli tahun lalu, ekspor Indonesia mencapai US$ 15,52 miliar.

Bacaan Lainnya

Demikian pula angka impor kumulatif untuk periode Januari-Juli 2020, nilai impor Indonesia anjlok menjadi US$ 81,37 miliar. Ini berarti mengalami kemerosotan relatif besar hingga -17,17 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 yang mencapai US$ 98,24 miliar.

Penurunan impor berkontribusi pada kenaikan neraca perdagangan

Kemerosotan nilai impor yang relatif besar tersebut mendorong terjadinya surplus perdagangan,  di tengah penurunan nilai ekspor dalam periode yang sama hingga minus 6,21 persen.  Pada periode Januari-Juli 2020 ini, ekspor Indonesia baru sebesar US$ 90,12 miliar, padahal pada periode yang sama tahun 2019 mencapai US$ 96,09 miliar.

Mengkhawatirkan: Penurunan Impor pada Bahan Baku dan Barang Modal

Sisi yang menjadi kekhawatiran terhadap penurunan impor tersebut adalah dilihat dari  jenis produk yang merosot nilai impornya. Penurunan yang terjadi, justeru terhadap produk yang menjadi bagian penting dari berputarnya roda industri manufaktur atau pengolahan, yaitu berupa bahan baku/penolong, dan barang modal, dengan kemerosotan yang relatif tajam. Dua golongan barang tersebut merupakan bagian dari faktor kunci yang dapat menentukan gerak maju dan mundurnya roda industri manufaktur.

Penurunan impor memang bisa menghemat devisa, dan dapat berdampak positif jika yang berkurang terutama adalah produk barang jadi atau barang konsumsi. Dengan penurunan impor berupa produk barang jadi, di satu sisi dapat diartikan bahwa produk serupa telah dapat dipenuhi oleh aktivitas industri manufaktur di dalam negeri. Dilihat dari sisi lain terutama terkait kualitas dan harga, dapat memperlihatkan kemampuan produk dalam negeri dalam bersaing dengan produk impor.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.