NADINARASI.COM – KAJIAN terhadap potensi peningkatan ekspor bahan dan produk minuman ringan olahan Indonesia telah secara berseri diterbitkan dalam website ini hingga tiga bagian sebelumnya (bagian 1, bagian 2, dan bagian 3). Kali ini, bagian 4 yang merupakan seri terakhir dalam kajian ini, dirinci berbagai strategi peningkatan ekspor dengan berbagai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, yang satu sama lain bisa dikolaborasikan untuk merealiasi strategi.
Dengan melakukan perbandingan antara kekuatan dengan peluang, antara kelemahan dengan peluang, antara kekuatan dengan ancaman, serta antara kelemahan dengan ancaman, maka dapat disusun berbagai strategi untuk mendorong peningkatan ekspor minuman dan bahan minuman ringan dengan menggunakan Analisis S.W.O.T. (S=Strength, W=Weakness, O=Opportunity, T=Threat).
Strategi peningkatan ekspor minuman dan bahan minuman ini merupakan langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan tujuan dan sasaran ke depan. Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai. Berdasarkan analisis S.W.O.T. tersebut, berikut berbagai strategi untuk mendorong peningkatan ekspor minuman dan bahan minuman ringan.
Kolaborasi Kekuatan dengan Peluang
Dalam upaya meningkatkan peluang ekspor minuman dan bahan minuman ringan, dapat menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh industri minuman ringan dengan memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi menggunakan Kekuatan dengan memanfaatkan Peluang (S-O) dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Strategi ini merupakan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mendukung upaya peningkatan ekspor minuman dan bahan minuman ringan, menggunakan Kekuatan dengan memanfaatkan Peluang yang ada, yaitu:
- Kekuatan bahan baku dari sumber daya alam Indonesia yang secara umum memiliki keunggulan komparatif yang harus dimanfaatkan sebesar-besar untuk memenuhi peluang ekspor minuman ringan yang cukup tinggi, baik dalam bentuk RTD (Ready to Drink) maupun non-RTD (bahan minuman). Produk dapat difokuskan pada bahan baku potensial yang dimiliki Indonesia, misalnya produk minuman maupun bahan minuman berdasarkan indikasi geografi dengan menghasilkan berbagai jenis produk yang memiliki ciri khas tertentu, seperti produk berbasis kopi, teh, dan buah tropis, termasuk produk minuman atau bahan minuman fungsional, misalnya berbasis rempah-rempah atau herbal.
- Memaksimalkan pemanfaatan Free Trade Agreement (FTA) yang telah dibangun pemerintah guna memperluas pasar ekspor.
- Pembangunan infrastruktur yang telah masif dilakukan pemerintah, termasuk bendungan dan infrastruktur di pedesaan dapat meningkatkan keberhasilan di bidang pertanian sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperkuat struktur industri melalui penguatan industri antara (intermediate). Di antaranya dengan mengundang investor seluas-luasnya terutama untuk usaha pengolahan komoditi primer bahan minuman menjadi produk olahan atau setengah jadi untuk memperkuat pasokan bahan baku bagi industri hilir. Produk-produk tersebut, seperti jus, ekstrak, dan konsentrat (Non-RTD) komoditi tertentu yang selain dapat memenuhi kebutuhan bahan baku minuman di dalam negeri juga bisa meningkatkan pemenuhan pasar ekspor bahan minuman (Non-RTD) yang selama ini sudah relatif kuat.
Konten ini dapat dikutip, atau dipublikasikan ulang, dengan mencantumkan sumber nadinarasi.com