Setelah Surplus, Neraca Perdagangan RI April 2020 kembali Defisit

NADINARASI.COM – GAMBAR terlampir adalah ringkasan data kinerja Ekspor dan Impor Indonesia untuk bulan April 2020 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 15 Mei 2020.

Setelah mengalami surplus perdagangan luar negeri secara berturut-turut pada Februari dan Maret 2020, kinerja ekspor-impor atau neraca perdagangan Indonesia pada April 2020 mulai terkena dampak pandemi Covid-19 dengan defisit yang cukup signifikan. Setelah surplus mencapai US$ 2,51 miliar pada Februari 2020 dan US$ 715,7 juta pada Maret 2020, kinerja sebaliknya terjadi pada April 2020 dengan defisit mencapai US$ 345 juta.

Bacaan Lainnya

Penurunan ekspor paling besar terjadi pada komoditi sektor non-migas yang anjlok dari US$ 13,41 miliar pada Maret 2020, menjadi US$ 11,68 miliar atau merosot hingga 13 persen. (month to month atau mtm). Padahal sektor non-migas menguasai ekspor hingga 94 persen dari total ekspor. Yang memprihatinkan adalah penurunan ekspor komoditi non-migas paling besar terjadi pada komoditi dari hasil industri pengolahan atau manufaktur, yang pada bulan April 2020 ekspornya anlok hingga 12,26 persen, menjadi hanya US$ 9,76 miliar.  Hal ini menunjukkan sudah mulai terlihatnya tanda-tanda penurunan aktivitas industri di tengah pandemi Covid-19 yang sudah terdeteksi keberadaannya pada awal Maret 2020 yang lalu. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kinerja ekspor dari industri pengolahan tersebut tidak terlalu besar penurunannya, yaitu turun 1,77persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (2019). Bahkan jika dilihat kinerja kumulatifnya, ekspor komoditi industri pengolahan periode Januari-April 2020 yang mencapai US$ 42,75 miliar, masih lebih besar 7,15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Industri pengolahan ini merupakan penyerap tenaga kerja paling banyak sehingga penurunan kinerjanya harus menjadi perhatian penting mengingat dampaknya yang mempengaruhi nasib banyak kelompok masyarakat.

Meskipun demikian, jika dilihat secara kumulatif dari Januari hingga April 2020, total ekspor tercatat sebesar US$ 53,95 miliar, masih surplus senilai US$ 2,25 miliar. Surplus periode Januari-April 2020 tersebut banyak dihasilkan dari ekspor komoditi non-migas yang mencapai US$ 5,56 miliar, namun defisit yang tinggi dari perdagangan luar negeri minyak dan gas (migas) yang defisit hingga US$ 3,31 miliar, maka surplus tergerus relatif besar menjadi hanya US$ 2,25 miliar. Surplus terbesar terutama dihasilkan dari perdagangan luar negeri dengan Amerika Serikat, India, dan Belanda. Mitra dagang Indonesia untuk kegiatan ekspor selama Januari – April 2020 adalah China, Amerika Serikat dan Jepang. Sedangkan mitra impor terbesar adalah China, Jepang, dan Singapura.***

Pos terkait